ONH naik sesuai dengan fasilitas, Ongkos Naik Haji (ONH) pada musim haji tahun 2017 ini, sedikit lebih mahal dibandingkan pada musim haji tahun lalu. Namun Menteri Agama yakni Lukman Hakim Saefuddin menjelaskan, bahwa selisih sebesar Rp 249 ribu bukan kenaikan, karena dengan kenaikkan harga yang segitu jemaah haji sudah mendapatkan fasilitas yang lebih bagus juga.

ONH Naik Sesuai Dengan Fasilitas Yang Diperoleh

"Meskipun ONH naik sesuai dengan fasilitas yang diperoleh jemaah, setidaknya jemaah haji akan mendapatkan sarapan selama 12 hari selama berada di Makkah, yang sebelumnya tidak ada pada musim haji tahun lalu," jelas Lukman.

Masih tekait dengan ONH naik sesuai dengan fasilitas pelayanan yang diberikan selama pelaksanaan ibadah haji, Lukman mengatakan, pemerintah akan berusaha mencarikan tenda dengan mesin pendingin yang lebih baik. Sehingga pada saat wukuf di Arofah, para jemaah haji tidak merasa kepanasan, karena diperkirakan musim haji tahun ini panas.

"Pada tahun lalu, fasilitas ini juga tidak ada di Arafah dan akan kami usahakan. Jadi selisih biaya itu karena kami memberikan fasilitas yang lebih baik dari yang sebelumnyan," tuturnya.

“Untuk saat ini dalam persiapan pelaksanaan haji 2017 sudah semakin membaik dan jamaah haji yang telah dipanggil, bisa untuk melakukan pelunasan ONH nya. Dia memaparkan, jika jamaah semakin cepat melakukan pelunasan, akan semakin baik, sebab pemerintah bisa melakukan persiapan segala sesuatunya juga akan semakin cepat,” terang Kemenag.

Menag mengingatkan kepada calon haji, agar mereka lebih menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Antara lain, dengan menjaga ketahanan tubuh atau stamina agar fit, mengingat sebagian besar prosesi selama perjalanan haji dengan berjalan kaki.

"Oleh karena itu, calon haji perlu sekali untuk menjaga kesehatan dengan baik, semua perlu latihan dengan berjalan-jalan, agar nantinya pada saat sudah disana bisa menyesuaikan diri dalam pelaksanaan haji," paparnya.

Sementara dalam sambutannya tersebut, Menag mengatakan,  tujuan orang berhaji ialah menjadi haji mabrur. Kemabruran itu sebutnya, tidak hanya diukur dari kesalihan individual semata, melainkan juga dengan kesalihan sosial.

"Memiliki gelar haji mabrur, merupakan harapan bagi setiap jemaah yang telah menunaikan ibadah haji selain dengan ibadahnya kepada Allah semakin membaik, tapi dalam hubungan sosial kemasyarakatannya juga harus semakin bagus," terang Lukman.

Oleh karena itu Menag juga berharap, kepada pembimbing haji agar selalu memberikan arahan kepada para calon jemaah haji pada pengertian-pengertian yang lebih luas mengenai esensi haji. Tentu saja sambung Lukman, untuk tata cara manasik atau tata cara dalam mengerjakan ibadah haji juga harus tetap diajarkan sesuai dengan ketentuan agama, semua itu dilakukan agar para jamaah haji dapat menunaikan hajinya sesuai dengan syariat yang telah ditentukan.