Berangkat ke Tanah Suci – Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima, tidak lain merupakan hari akhir dari puncak spiritualitas yang sarat dengan nuansa kepasrahan dan kepatuhan seorang hamba kepada Tuhan. Pondasi awal penguatan iman seorang muslim yang telah dilalui dengan ritual syahadat, shalat, puasa, zakat dan pada akhirnya akan bertemu pada titik kulminasi yang paling tinggi dari keimanan yang telah diekspresikan dengan melalui ibadah haji. Ibadah yang sangat mulia ini, tidak semua orang dapat memenuhi panggilan Allah SWT untuk bisa menjadi tamu Allah sebab ibadah haji ini adalah salah satu ibadah yang memang membutuhkan kesiapan yang benar-benar maksimal dari pelaku itu sendiri. Selain ibadah Maliyah yakni membutuhkan kesiapan dana, ibadah haji ini juga ibadah waqtiyah. Ibadah Waqtiyah adalah ibadah yang dilakukan pada waktu tertentu. Selainnya, dapat dikatakan ibadah badaniyyah yakni ibadah yang memerlukan kesiapan fisik yang sangat baik dan ibadah ilmiyah yakni ibadah yang membutuhkan ilmu untuk dapat menjalankannya.
KH Muhammad Rais pernah menjelaskan mengenai tentang berangkat ke Tanah suci, di dalam tausiyahnya dalam sebuah acara mengingatkan bahwa kemuliaan yang ada pada ibadah haji itu jangan sampai dinodai dengan kesalahan niat. Jangan sampai berangkat ke Tanah suci untuk ibadah haji hanya karena berniat ingin dipanggil ‘Pak Haji’ atau ‘Bu Hajjah’.
Keikhlasan itu hanya mengharapkan Ridho dan Rahmat dari Allah SWT yang harus ditancapkan dalam hati kita, untuk sebagai modal utama dalam melaksanakan ibadah haji dan bahkan tancapkan niat baik itu sebelum berangkat ke Tanah suci. Keikhlasan untuk dapat memenuhi seluruh biaya haji juga harus ada, jangan sampai tidak. “Tidak ada kisahnya seseorang yang berangkat haji melarat karena membayar ongkos naik haji,” jelasnya.
Menurut Allah SWT semuanya akan tergantikan, termasuk dengan biaya haji yang telah dikeluarkan. Allah mempunyai banyak cara untuk menggantikannya, Allah Maha Kaya jadi tidak perlu takut. Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk ibadah haji sebagai infaq dan Allah berjanji akan menggantikannya 700 kali lipat besok di hari akhir nanti.
Kuda lari masih bisa untuk dikejar. Jika memiliki keinginan kita pasti dapat meraihnya. Kalau Siti Hajar saja bisa mencari minum untuk anaknya Ismail dengan bolak-balik antara Bukit Shafa dan Marwah, kenapa kita tidak bisa untuk melakukan suatu hal yang kita inginkan. Semua keinginan pasti dapat kita raih bila dengan kesungguhan hati.
Jadi, merugi sekali kita sudah bersusah payah melaksanakan ibadah haji, mengerahkan banyak pengorbanan fisik dan materi yang tidak sedikit, namun kemambrurannya justru hilang seketika hanya karena kesalahan niat, seperti riya, ujub, takabbur dan lain sebagainya. Oleh sebab itulah, mari luruskan niat dalam ibadah haji agar kembali ke Tanah air menjadi Haji Mabrur. yuk baca lainnya : promo umroh akhir ramadhan - promo umroh akhir ramadhan 2018
0 Comments
Posting Komentar