Pemondokan masih menyisahkan 10 persen, Tahap demi tahap persiapan penyelenggaraan haji 2017 sudah hampir selesai. Paling baru itu, kontrak penyediaan katering yang akan disediakan untuk jamaah haji di Arab Saudi sudah berhasil dikantongi. Capaian ini diharapkan agar segera disusul oleh sewa pemondokan yang masih menyisakan 10 persen dari kebutuhan.

Pemondokan Masih Menyisahkan 10 Persen

Ketua Tim Penyediaan Katering Jemaah Haji Indonesia yakni Arsyad Hidayat menerangkan bahwa, pemondokan masih menyisahkan 10 persen, sedangkan untuk penyediaan katering di empat lokasi telah tuntas. Ada sejumlah 60 perusahaan yang nantinya akan melayani kebutuhan makanan untuk perjamaah haji selama berada di Arab Saudi.

Adapun dengan jumlah tersebut yang sudah tersebar di Makkah itu ada 28 perusahaan, sedangkan untuk Madinah 13 perusahaan dan Masyair (Arafah, Muzdalifah dan Mina) 18 perusahaan juga Jeddah 1 perusahaan. Namun, untuk urusan pemondokan masih menyisahkan 10 persen lagi.

Dari jumlah tersebut, tidak seluruhnya yang merupakan perusahaan baru. Beberapa di antaranya ialah perusahaan yang sudah dikontrak pada musim haji tahun lalu atau repeat order (RO). “Pada saat di Makkah, terdapat delapan diantaranya yang merupakan perusahaan RO. Lalu di Madinah, ada 7 perusahaan dan juga Masyair 16 perusahaan,” ungkapnya.

Arsyad menuturkan bahwa, untuk RO tidak sembarangan dilakukan begitu saja. Para perusahaan tersebut memang kembali lolos untuk bisa melayani makanan para jamaah karena prestasi yang di raih pada tahun lalu.

Mereka sudah dianggap baik dan tidak memiliki catatan pelanggaran yang dilakukan olehnya pada 2016 lalu. Pihaknya pun sangat bangga bisa bekerja sama dengan penyedia katering terbesar di Makkah dan Madinah. Seperti, dapur al Ahmadi, al Hussam, dan Raghaib di Makkah.

Layanan katering untuk tahun ini pun akan sedikit berbeda. Jatah makan jamaah dengan jumlah yang lebih banyak dari tahun lalu. Akan ada tambahan jatah makan selamat datang dan selamat jalan. Pada saat berada di Makkah, misalnya, jamaah dijatah makan sebanyak 25 kali, bertambah satu kali untuk mereka yang datang dari Madinah ataupun sebaliknya.

“Ini merupakan hasil evaluasi dari tahun yang sebelumnya. Tahun lalu, pada awal kedatangan jemaah dari Madinah, jemaah tidak menerima katering padahal para jemaah harus melaksanakan umrah kedatangan. Jadi masak dulu. Untuk tahun ini diadakan katering jadi bisa langsung umrah,” jelasnya.

Selesainya urusan katering dengan mudah sayangnya tidak sejalan dengan sewa pemondokan. Kementerian Agama (Kemenag) masih mempunyai PR besar. Pasalnya, pemondokan masih kurang 10 persen lagi dari total yang diperlukan.

Ketua Tim Penyedia Akomodasi yakni Haji Nasrullah Jassam menerangkan, untuk saat ini tim masih terus berusaha agar dapat melengkapi pemondokan yang belum untuk keperluan jamaah. Diakuinya, masih ada beberapa kendala yang dihadapi, terutama untuk sewa pemondokan di Madinah.

Menurutnya, pertumbuhan hotel untuk di Madinah tidak sebesar di Makkah. Khususnya di wilayah markaziyah (wilayah ring 1) bahkan nyaris tidak ada hotel baru. Kondisi seperti ini tentu sangat tidak menguntungkan, apalagi seluruh negara kembali ke kuota asal dan beberapa lainnya telah mendapat kuota tambahan.

“Untuk kebutuhan di Makkah sudah hampir 100 persen. Ada sebanyak 152 pemondokan. Sedangkan untuk Madinah masih 90 persen, 76 hotel. Kita akan terus berupaya. Insya Allah dalam waktu dekat ini sudah dapat diselesaikan,” jelasnya.

Dari tanda tangan kontrak yang telah dilakukan, tim sudah berhasil mendapatkan hotel dengan jarak tempuh 4398 meter dari masjidil haram.

Sementara, untuk jarak tempuh terjauh di atas 1,5 km. Sedangkan untuk di Madinah, saat ini jarak terjauhnya itu sekitar 700 meter.

“Kalaupun ternyata nanti ada yang lebih, maksimal 1,5 km,” tuturnya. Bagi mereka yang telah mendapatkan hotel dengan jarak terjauh, pemerintah akan menyediakan layanan transportasi untuk memudahkan Jemaah menuju ke masjid untuk bisa melaksanakan ibadah.