Jamaah haji tarwiyah, Jamaah haji Indonesia yang melakukan haji tarwiyah sudah mulai berangkat menuju Mina, pada Selasa malam 29 Agustus kemarin. Ada sebanyak 525 jamaah haji dari kloter JKS 47 di Hotel Lulua, Sektor 5, Syisyah, Makkah sudah mulai menaiki bus usai melaksanakan shalat maghrib. Jemaah haji sudah berkumpul di lobi setelah shalat maghrib. Jamaah telah siap untuk mengenakan kain ihram dan membawa tas jinjing masing-masing. Mereka berasal dari tiga Kelompok Bimbingan Ibadah (KBIH), yakni dari Salman ITB, Lembaga Haji Muhammadiyah dan Darul Hikam.
Ketua dari rombongan KBIH Salman ITB yakni Didin Wahyudin mengatakan bahwa, ia membawa 130 jamaah dari Bandung. Ia mengaku selama perjalanan jamaah haji tarwiyah tersebut telah diatur oleh maktab. "Semua biaya keperluan tarwiyah sebesar 200 riyal per orang. Mereka bertanggung jawab atas tenda, konsumsi dan transportasi," paparnya.
Dia menuturkan pada malam ini jamaah haji tarwiyah akan menuju Mina untuk bermalam dan niat berhaji. Mereka berada di Mina hanya selama dua hari saja. Lalu pada Kamis besok ini, mereka akan bergerak untuk menuju Arafah. Didin mengungkapkan alasan mereka menjalankan haji tarwiyah. "Kami hanya mengikuti jejak Rasul, sunnah Rasul," terangnya.
Dedeh Zubaedah jemaah haji asal Tasikmalaya mengatakan bahwa, dirinya telah berkemas sejak pagi. Dedeh menunaikan ibadah haji bersama suami dan putranya. Dia mengaku membayar paket seharga 900 riyal, termasuk dengan hadyu (hewan yang disembelih untuk membayar dam). Dia mengatakan bahwa dia telah mempersiapkan makanan selama berada di Mina.
Dari maktab (unit di bawah muasassah) yakni Mohammad Ghazalee mengatakan, dia telah menyediakan empat bus untuk dapat mengangkut 525 jamaah. Bus pergi dan balik sebanyak empat kali. "Selama perjalanan ke Mina membutuhkan waktu tempuh kurang dari satu jam. Tapi, Jika kondisinya macet, bisa satu jam,"ucapnya. Ada sebanyak 16.497 jamaah haji Indonesia yang melakukan haji tarwiyah.
Dari Sekretaris Komisi Fatwa MUI dan merangkap sebagai Anggota Amirul Hajj yakni Dr. Asrorun Niam menjelaskan, pengertian dari tarwiyah ialah menginap (mabit) di Mina pada tanggal 8 Dzulhijjah, sebelum wukuf di Padang Arafah. "Jamaah haji akan menunaikan shalat Zuhur, Asar, Maghrib, Isya, dan Subuh di Mina. Mereka juga tidak meninggalkan Mina sebelum terbitnya matahari pada hari Arafah. Hukum dalam melaksanakan Tarwiyah adalah sunnah karena pernah dilakukan oleh Rasulullah," ungkapnya.
Sedangkan mengenai puncak haji, wukuf di Arafah, baru akan dilaksanakan besok 31 Agustus 2017. Pergerakan para jamaah untuk menuju ke Arafah bahkan sudah dimulai pada hari ini.
Menteri Agama yakni Lukman Hakim Saifuddin memberikan pesan khusus untuk jamaah haji Indonesia jelang peaksanaan wukuf. “Besok, kita akan sama-sama melaksanakan wukuf di Arafah. Maka, tidak ada keinginan setiap jamaah selain hanya ingin mendapatkan kemabruran,” kata Menag.
Menurut dari Menag, terdapat dua ciri haji mabrur, yaitu: yang pertama, Ith’am ath-tha’am dan ifsa’us-salam, memberi akan dan menebarkan salam. “Dengan memberikan makan merupakan simbol kepedulian sosial. Sebab, agama hadir itu semata-mata untuk kepentingan sosial, tidak hanya semata individual saja. Kepedulian adalah ciri kemabruran,” paparnya. info berita lain dari travel haji >> travel haji 2018 >> travel haji 2019
Sedangkan pesan khusus yang keduanya itu menebarkan salam. Menag mengatakan, salam ialah simbol menebar perdamaian. “Mudah-mudahan saat kembali ke Tanah Air, kita semua menjadi haji mabrur, semakin terus meningkatkan kepedulian sosial kita dan kita menjadi duta penebar kedamaian di lingkungan masing-masing,” tutupnya.
0 Comments
Posting Komentar